Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

OVARIOHISTEREKTOMI

Pada saat stase Klinik di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga tepatnya pada tanggal 21 Juni 2024 Kelompok saya yaitu poli 5 mendapatkan kesempatan demo OH bersama Prof. Dr. Komang Wiarsa Sarjana, drh., DEA. Kucing yang akan di sterilisasi bernama Ciki dengan berat  2,5 kg, berumur 4 tahun, dengan ras himalaya. Sebelum dilakukan operasi sterilisasi kami lakukan pemeriksaan fisik dengan meliputi temperatur, pulsus, dan respiratory dn didapatkan TPR nya adalah 38,6/108/42. Setelah itu bagian abdomen dicukur bersih menggunakan clipper.

Sebelum dilakukan premedikasi kucing diinfus menggunakan larutan Ringer Lactate. Selanjutnya Pre – medikasi yang kami gunakan adalah Atropin sulfat dan Acepromazine secara subkutan sedangkan untuk anestesi menggunakan ketamin secara IV. Setelah anestesi bekerja kucing diposisikan pada dorsal recumbency, dan semua ekstremitas diikat. Kulit dipersiapkan secara aseptik untuk pembedahan dengan pemberian povidone iodine, selanjutnya dilakukan pemasangan drape steril.

Insisi dilakukan sekitar 1-2 cm caudal dari umbilikus pada kulit dan subkutan sepanjang 5 cm dan linea alba akan terlihat. Linea alba di insisi guna membuka rongga abdomen. Dinding abdomen kanan dikuakkan dan dilakukan eksplorasi rongga abdomen untuk mendapatkan kornua uteri menggunakan spay hook. Selanjutnya kornua uteri ditarik keluar dan ditelusuri sampai ovarium ditemukan. Setelah ovarium ditemukan, lebih lanjut ligamentum suspensorium dicari pada ujung proksimal ovarium dan dilakukan pemutusan ligamentum suspensorium agar ovarium dapat dikeluarkan. Kompleks pembuluh darah ovarium diligasi dan dipotong dengan metode three forceps  menggunakan klem arteri sebanyak 3 buah dan ligasi dilakukan menggunakan benang 2/0 catgut chromic. Setelah itu diperiksa adanya perdarahan pada ujung kompleks pembuluh darah ovarium yang telah diligasi, dipotong, dan dibuka klem arterinya. Setelah prosedur yang sama dilakukan pada ovarium disisi lainnya, kedua kornua uteri dapat ditarik keluar. Selanjutnya ligamentum Lata dipisahkan dari kornua uteri, diklem, diligasi kemudian dipotong. Korpus uteri dipotong dekat serviks uteri menggunakan metode three forceps dan selanjutnya potongan kornua uteri dan ovarium dapat dilepas. Ligasi pada korpus uteri dilakukan di arteri uterina media sinister et dexter menggunakan benang 2/0 catgut chromic. Setelah itu diperiksa adanya perdarahan pada ujung korpus uteri yang telah diligasi, dipotong, dan dibuka klem arterinya. Selanjutnya sisa potongan uterus dilepas ke dalam rongga abdomen. Selanjutnya dilakukan penjahitan pada linea alba dan peritonium dengan pola jahitan sederhana menerus menggunakan benang catgut chromic 2/0. Jaringan subkutan dijahit dengan pola subkutikuler menerus sederhana menggunakan benang catgut chromic 2/0 sedangkan penjahitan kulit dilakukan dengan pola sederhana terputus menggunakan silk ukuran 3/0. Kemudian luka jahitan diberi Nebacetin powder. Setelah itu luka jahitan ditutup dengan kassa steril dan hypafix lalu kucing diberi gurita.

Kegiatan ovariohisterektomi ini memiliki keterkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yaitu:

  • SDG 3: Kesehatan yang baik dan kesejahteraan: OH merupakan prosedur medis yang penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan, terutama kucing betina.
  • SDG 4: Pendidikan berkualitas: Demo OH ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa kedokteran hewan untuk belajar dan mempraktikkan teknik bedah yang penting.
  • SDG 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan: Demo OH ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara dokter hewan, mahasiswa, dan staf RSHP Unair untuk memberikan layanan kesehatan hewan yang berkualitas.

Demo OH ini merupakan pengalaman berharga bagi saya dalam memahami teknik bedah dan pentingnya menjaga kesehatan hewan. Saya bersyukur atas kesempatan ini dan berharap dapat terus belajar dan berkembang untuk menjadi dokter hewan yang kompeten dan berdedikasi.

Penulis: Klara Ayurveda

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami