Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mendukung Ketahanan Pangan melalui Peternakan Ayam Petelur

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) gelombang 41 Universitas Airlangga sedang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di peternakan ayam petelur, bernama Baim Farm yang berlokasi di Tuban. Kegiatan berlangsung selama satu bulan (29 April sampai 24 Mei 2024). Peternakan ini membawahi peternakan ayam layer petelur dan puyuh petelur. Mahasiswa PPDH/koas langsung terjun ke lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di bangku perkuliahan. Dengan niat belajar, para mahasiswa koas dokter hewan berusaha memberikan yang terbaik dalam merawat kesehatan ayam petelur dan mempelajari manajemen peternakan yang ideal yang dapat mempertahankan produksi telur tetap optimal.

Proses belajar mahasiswa koas dalam peternakan ayanm petelur sejalan dengan SDGs nomor 2 yaitu Zero Hunger. Adanya peningkatan populasi sejalan dengan meningkatnya pendapatan perkapita, indeks biaya hidup, daya beli dan kesadaran gizi masyarakat yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi, termasuk konsumsi protein hewani. Pemenuhan kebutuhan protein ini mengharuskan tersedianya produk pangan asal hewan yang mencukupi secara kualitas dan kuantitas, namun juga terjangkau. Telur menjadi salah satu sumber protein hewani berkualitas tinggi (12,76% protein dan energi 190 kkal) yang mengandung semua asam amino essensial dengan nilai biologis yang tinggi (Kovas et al., 2005; Wulandari dan Arief, 2022). Telur ayam memiliki manfaat mencegah malnutrisi pada anak-anak, membantu peningkatan otot rangka, mencegah sarcopenia pada orang dewasa yang lebih tua, agen hipotensi, melindungi dari penyakit kanker (Puglisi dan Fernandez, 2022).

Kegiatan berjalannya peternakan ayam petelur sejalan dengan SDGs nomor 2 yaitu Zero Hunger. Dengan adanya peternakan ayam petelur, masyarakat dapat memperoleh telur sebagai sumber protein yang murah dan bergizi. Hal ini dapat membantu mengurangi angka kelaparan dan malnutrisi di masyarakat serta mendukung upaya mencapai Zero Hunger. Oleh karena merupakan salah satu andalan sub sektor peternakan di Indonesia, manajemennya harus dilaksanakan dengan teliti dan baik. Manajemen peternakan ayam layer ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi telur yang bermulai dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetiknya, asal usul ternak dan vaksinasi (Zulfikar, 2013). Manajemen peternakan ayam layer membutuhkan penanganan khusus yang harus diperhatikan untuk mencapai produksi telur optimal dan memenuhi target pasar.

Faktor yang paling mempengaruhi produksi telur adalah penyakit yang bisa dikategorikan ke penyakit infeksius dan penyakit non-infeksius. Penyakit infeksius dianggap sebagai salah satu penyebab utama penurunan produksi telur pada ayam petelur oleh karena penyakit-penyakit ini menyebabkan berbagai disfungsi organ baik orang pencernaan, pernafasan, saraf maupun organ reproduksi yang secara langsung berhubungan dengan produksi telur (PT Medion Ardhika Bhakti, 2013). Diantara jenis penyakit infeksius yang sering menjadi topik adalah Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI), Infectious Bronchitis (IB), Egg Drop Syndrome (EDS). Di Baim Farm kegiatan dari segi manajemen peternakan ayam layer yang dilakukan salah satunya adalah identifikasi penyakit dengan nekropsi buat ambil langkah penanganan penyakit tersebut untuk memelihara produksi telur. Yang sering ditemukan adalah penyakit-penyakit infeksius seperti Infectious Coryza atau Snot. Penyakit ini ditemui melalui nekropsi pada beberapa ekor ayam dan pengamatan dari kandang baterai ayam layernya. Waktu nekropsi yang ditemui oleh mahasiswa PPDH ada beberapa kelainan patologi-anatomi pada beberapa organ pernafasan. Yang sering ditemui adalah terdapatnya eksudat dalam cavum nasalis yang berwarna kuning dan berbau seperti pus, selain itu terdapat lendir dalam trachea dan bronchus dan terakhir pulmo ayam sering ditemui tampak hiperemis. Dengan penemuan dari nekropsi, mahasiswa PPDH melaporkan penemuannya serta saran atau rekomendasi pengobatan untuk menangani kasus penyakit tersebut.

Bagi kasus non-infeksius biasanya terdiri oleh 4 faktor iaitu kualitas pullet, misalnya pullet yang ditandai ciri-ciri berat badan dan keseragaman pullet yang rendah (PT Medion Ardhika Bhakti, 2013). Ini menyebabkan ketidakseragaman produksi ukuran telur yang dihasilkan. Seterusnya nutrisi ransum dan air yang tidak baik juga bisa mempengaruhi produksi telur. Ayam butuh asupan kalsium yang tinggi kalau asupan kalsiumnya tidak tercukupi maka jumlah produksi akan turun dan pembentukan kerabang telur akan terganggu. Faktor kasus non-infeksius ketiga adalah kurang pencahayaan, ayam petelur butuh sekurang-kurang 16 jam pencahayaan, 12 jam dari matahari dan 4 jam dari lampu. Faktor yang terakhir adalah stres, hal ini bisa menyebabkan produksi telur menurun. Stres biasanya meliputi akibat perubahan cuaca, suhu, pindah kandang, serangan parasit atau perlakuan kasar. Ada beberapa telur di kandang Hilmi yang telurnya tidak ada kerabang oleh karena ransumnya tidak diberikan sesuai waktu oleh karena itu produksi telur di kandang tersebut tidak seragam dan ada beberapa telur yang tidak ada kerabangnya. Hal ini dilaporkan untuk meningkatkan asupan ransum pada ayam layer untuk mempertingkatkan produksi telur dan mencegah malnutrisi. Dan juga merekomendasikan untuk mempertingkatkan jumlah pakan yang diberikan per hari.

Di samping fungsinya untuk produksi telur, peternakan ayam petelur mampu menyerap tenaga kerja, menyediakan lapangan pekerjaan, penghasilan yang tetap dan tentunya tingkat pengangguran pun berkurang. Sebagai salah satu kebutuhan pangan yang berprotein guna menunjang kebutuhan gizi bangsa. Oleh karena itu, keberadaan dari adanya peternakan ayam ras petelur ini harus bisa memberikan perannya sebagai sarana penyedia lapangan pekerjaan sebagai penunjang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat. Selain itu, pemanfaatan limbah kotoran untuk pupuk murah jagung dan kacang bertujuan agar masyarakat setempat juga ikut merasakan manfaat. Secara tidak langsung, ini dapat diselaraskan dengan SDG yang ke-2 tentang No Hunger dan Mencapai Ketahanan Pangan karena usaha peternakan ayam ras petelur dalam meningkatkan perekonomian masyarakat ialah dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang ingin bekerja di lingkungannya sendiri dan sumber pendapatan utama bagi para karyawan sehingga kebutuhan keluarga mampu tercukupi.

Semua yang dipelajari dalam PKL Unggas di Baim Farm tentu dapat memberikan bekal yang berharga bagi mahasiswa PPDH/koas di masa depan ketika menjadi seorang dokter hewan di ranah profesional.

 

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami