Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Koasistensi Mahasiswa PPDH 39 FKH UNAIR Dengan Pembelajaran Distokia Hewan Ternak Pada Kebidanan Reproduksi Veteriner

Salah satu ilmu dasar yang wajib dimengerti oleh seorang dokter hewan adalah Reproduksi Veteriner, karena ilmu ini diperlukan untuk upaya menyejahterakan masyarakat, salah satunya Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi yang sesuai dengan tujuan SDGs (The Sustainable Development Goals). Ada pun beberapa laboratoriumnya, meliputi Fisiologi Reproduksi Veteriner, Inseminasi Buatan Reproduksi Veteriner, Kebidanan Reproduksi Veteriner, dan Kemajiran Reproduksi Veteriner. Dalam program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Gelombang 39 kelompok 2A FKH UNAIR ini sedang melaksanakan kegiatan koasistensi di Laboratorium Kebidanan yang dimulai pada hari Jumat (02/02/2024) sampai hari Selasa (13/02/2024). Laboratorium kebidanan berguna sebagai bekal ilmu pengetahuan saat sudah memasuki dunia kerja yang berupa diagnosis kebuntingan, penanganan pertolongan distokia maupun transfer embrio pada hewan ternak.

Mahasiswa kelompok 2A berjumlah 7 orang yakni Sofia, Aris, Indry, Fia, Tarisya, Reza, dan Mardina. Selama pelaksanaannya, mahasiswa-mahasiswi ini mempelajari pertolongan distokia, pemeriksaan kebuntingan, dan transfer embrio yang dibimbing oleh Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes. Distokia merupakan keadaan induk ternak sulit melahirkan sehingga membutuhkan bantuan manusia dalam proses kelahirannya. Jenis distokia sendiri terbagi menjadi 2, yaitu distokia fetal dan maternal. Kasus distokia ini sering terjadi karena banyak faktor. Walaupun penanganan kasusnya tidak terjadi secara langsung, mahasiswa PPDH tetap mempraktekkannya dengan menggunakan alat bantu berupa boneka anak kambing sebagai fetus untuk memahami lebih baik proses pertologan distokia.

Selain itu, pemeriksaan kebuntingan diajarkan dengan diskusi bersama dokter dan professor yang berpengalaman dan mengetahui secara baik di lapangan. Tujuan untuk mengetahui pemeriksaan kebuntingan untuk membantu peternak dalam mempersiapkan yang diperlukan dalam menjaga hewan ataupun mengobati hewan apabila terjadi gangguan reproduksi sehingga menyebabkan kematian embrio dini ataupun ketidakbuntingan secara terus menerus. Kemudian untuk transfer embrio juga dilakukan dengan melihat video dan diskusi agar mahasiswa dapat memahami dan mendalami bidang tersebut. Tak hanya itu, mahasiswa juga melakukan praktek dengan alat bantu sapi buatan. Transfer embrio ini sangat menguntungkan untuk dunia peternakan karena dapat menghasilkan anak ternak yang memiliki genetik unggul dari induk ataupun pejantan sehingga genetik hewan di Indonesia menjadi lebih bermutu baik serta berguna dalam melestarikan plasma nutfah asli Indonesia.

Pembelajaran dalam bentuk diskusi dan praktek dengan alat bantu sangat membantu mahasiswa PPDH untuk memahami ilmu yang diajarkan selama koasistensi lalu mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut di dunia kerja serta di lapangan sehingga menjadi bermanfaat untuk peternak dan masyarakat.

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami