Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

HEPATITIS AKUT PADA ANJING MIKI

Miki merupakan pasien anjing corgy berumur satu tahun yang berhasil bertahan dari penyakit akut yang menyerang fungsi hati dan ginjalnya. Pada tanggal 31 Mei 2024 sekitar pukul 03.30 datang ke RSHP dengan keluhan muntah setelah makan, hematuria, anoreksia, lethargy. Segera setelah anjing Miki datang dilakukan pemeriksaan fisik di dapati mukosa mulut, dan seluruh permukaan kulit anjing Miki tampak sudah berwarna kekuningan (jaundice). Berdasarkan gejala klinis yang nampak anjing Miki didiagnosa suspect Hepatitis dan dilakukan pertolongan pertama berupa terapi cairan menggunakan infus NaCl.

Setelah dilakukan rawat inap satu malam besoknya anjing Miki dilakukan pemeriksaan darah dan didapatkan hasil bahwa anjing Miki mengalami kenaikan yang signifikan pada fungsi hepar yang ditandak kenaikan SGPT, SGOT, Bilirubin Total, Bilirubin Direct, ALP yang naik sangat drastis di atas batas normal. Diagnosa yang ditetapkan yaitu hepatitis akut.

Hepatitis akut pada anjing adalah kondisi yang serius di mana hati menjadi meradang dan tidak berfungsi dengan baik.Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus seperti Canine adenovirus tipe 1 (CAV-1). Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan air liur atau urine anjing yang terinfeksi, bakteri seperti Leptospira dan E. coli, dapat menyebabkan hepatitis akut pada anjing, parasit seperti cacing hati dan cacing pita dapat merusak hati dan menyebabkan peradangan, toksin seperti acetaminophen dan beberapa obat resep dapat menyebabkan kerusakan hati pada anjing, penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh anjing yang dapat menyerang sel-sel hati yang sehat dan menyebabkan peradangan.

Kasus Miki juga terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yaitu:

  • SDG 3: Kesehatan yang baik dan kesejahteraan: Memberikan akses terhadap layanan kesehatan hewan yang berkualitas, termasuk perawatan intensif untuk penyakit akut, merupakan bagian penting dari SDG 3.
  • SDG 10: Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara: Akses terhadap layanan kesehatan hewan yang berkualitas masih belum merata di semua negara. Upaya untuk meningkatkan akses ini perlu dilakukan.
  • SDG 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan: Kolaborasi antara dokter hewan, staf rumah sakit hewan, dan pemilik hewan peliharaan sangat penting untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat bagi

Anjing Miki di lakukan perawatan khusus dan di isolasi dalam ruangan terpisah dari anjing yang lain. Setiap hari anjing Miki diberi makan yang dapat melindungi heparnya menggunakan pakan khusus hepatoprotectan. injeksi ornipural sebagai hepatoprotectan, pemberian obat oral polysilane sebagai pelapis lambung sebelum makan, injeksi ondansentron untuk menghambat respon pusat muntah dan injeksi ranitidine sebagai H2 blocker pada lambung untuk menghambat respon muntah, injeksi Cefotaxim sebagai antibiotik, pemberian obat oral Chanafit Curcuma yang mengandung ekstrak ikan chana yang kaya akan albumin.

Anjing Miki dilakukan perawatan selama 8 hari sampai tanggal 7 Juni 2024. Perkembangan anjing Miki sangat baik. Anjing Miki sudah sangat aktif, makan lahap, dan jaundice pada seluruh permukaan kulit dan mukosanya perlahan kembali menjadi merah muda. Dilakukan pemeriksaan darah ulang sebelum pulang untuk memastikan bahwa fungsi hepar anjing Miki telah membaik.

Didapatkan hasil bahwa SGPT, SGOT, Bilirubin Total, Bilitubin Direct, ALP sudah mengalami penurunan dari sebelumnya sehingga dapat disimpulkan anjing Miki sudah membaik dan diperbolehkan pulang dengan Prognosa Fausta.

 

Penulis: Putri Wahyu Mulyaningrum

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami