Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

CCTV LK: Penanganan Pyometra pada Pasien Kucing Klinik Intimedipet

Stase klinik luar kampus merupakan wahana belajar mahasiswa PPDH sebelum memasuki RSHP. Banyak kasus yang dapat ditemukan, salah satu diantaranya adalah kasus pyometra pada hewan kesayangan. Pyometra merupakan penyakit serius pada sistem reproduksi betina, yang melibatkan penumpukan nanah di rahim.

Penanganan kasus pyometra diawali dengan penegakan diagnosa dengan cepat dan akurat. Setelah penegakan diagnosa, penanganan kasus pyometra melalui tindakan pembedahan untuk mengeluarkan nanah yang terakumulasi dalam rahim. Proses ini melibatkan tindakan ovariohisterektomi, yaitu pengangkatan ovarium dan rahim hewan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan tindakan ini diantaranya evaluasi pasien, stabilisasi pasien dan penentuan anestesi yang aman. Evaluasi pasien mencakup pemeriksaan fisik, tes darah atau pemeriksaan penunjang lainnya untuk menilai sejauh mana infeksi pyometra telah mempengaruhi organ-organ terkait dan kondisi kesehatan umum. Stabilisasi pasien dapat menggunakan terapi cairan intravena, antibiotik, antipiretik atau tindakan lainnya untuk memperbaiki kondisi kesehatan umum.

Proses ovariohisterektomi kasus pyometra kucing (dokumentasi pribadi)

Penanganan pyometra tidak berhenti setelah tindakan operasi melainkan berlanjut pada perawatan pasca operasi. Perawatan pasca operasi dilakukan untuk mempercepat kesembuhan baik dari dalam maupun luar. Perawatan dari dalam melalui pemberian obat racik yang terdiri dari antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, anti inflamasi untuk menekan peradangan dan anti histamin. Perawatan dari luar meliputi perawatan luka jahitan pasca operasi untuk mempercepat keringnya luka. Perawatan luka jahitan diawali dengan pembersihan luka memakai NaCl yang diaplikasikan menggunakan kasa, lanjut dengan pengolesan salep berisi antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka terbuka dan penaburan bubuk jadu guna mempercepat keringnya luka, terakhir penutupan luka menggunakan kasa steril dan hypafix.

Semua tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus pyometra adalah bentuk tanggung jawab profesional dokter hewan untuk mengupayakan keselamatan dan kesembuhan pasien dengan mengedepankan aspek kesejahteraan hewan. Hal ini sejalan dengan beberapa tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS), terutama SDGS nomor 3 yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan. Peran dokter hewan tidak hanya terbatas pada aspek medis dan kesejahteraan hewan tetapi juga mendukung SDGS nomor 4 yang menekankan pentingnya pendidikan untuk semua melalui pemberian edukasi kepada owner mengenai tanda-tanda awal dan langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya pyometra.

Kesehatan hewanmu, misi utamaku.

Penulis :

Nurrohmah Ratnaningtyas (161229183)

PPDH 40 / 1A / Poli 5

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami