Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Becoming a Vet Means to Choose a Lifelong Learning

Ilmu medis adalah ilmu pengetahuan yang tidak akan berhenti berkembang. Setiap detik penelitian dilakukan, artikel diterbitkan, ilmu dikembangkan, dan metode baru diciptakan. Becoming a vet means to choose a lifelong learning. Kalimat tersebut sangat cocok dengan realita kehidupan para (calon) dokter hewan. Bukan hanya dokter manusia, dokter hewan juga memiliki peran yang sangat krusial dalam menciptakan kesehatan dan kesejahteraan global. Dokter hewan diharuskan selalu belajar dan meningkatkan keterampilannya demi memberikan pelayanan kesehatan hewan yang terbaik.

Untuk mendapat gelar dokter hewan, seseorang harus menempuh kurang lebih 6 tahun pendidikan formal. Empat tahun pertama diisi dengan mempelajari setiap subjek ilmu dasar kedokteran hewan dan sedikit praktikum dasar sebagai pondasi sebelum memasuki tahap berikutnya. Setelah lulus dan mendapat gelar Sarjana Kedokteran Hewan, tahap berikutnya yang harus dijalani yaitu Pendidikan Profesi Dokter Hewan atau koasistensi, disinilah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapatkan saat program sarjana sebelumnya.

Salah satu stase yang saya tunggu-tunggu saat menjalani PPDH adalah saat memasuki Divisi Klinik. Disini, kegiatan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga dan di Klinik Luar Kampus, dimana kami diterjunkan ke beberapa klinik hewan di Surabaya dan sekitarnya. Kegiatan Klinik Luar Kampus dilaksanakan selama tiga minggu, pada 13 Januari – 4 Februari 2024, saya menjalani kegiatan tersebut di Intimedipet Animal Clinic.

Saya mendapat sangat banyak pengalaman di Intimedipet Animal Clinic. Saat pendidikan sarjana saya tidak begitu banyak mendapat pengalaman praktik hands-on karena terhambat Pandemi Covid-19, sehingga semua kegiatan di Intimedipet merupakan pengalaman pertama saya terjun menyentuh pasien dan berkomunikasi dengan klien. Hal-hal yang awalnya hanya bisa saya temukan di textbook dan platform video online sekarang bisa saya lihat dan lakukan secara langsung.

Kami belajar mulai dari hal dasar dan seringkali dianggap sepele seperti bagaimana menjaga sanitasi agar kondisi klinik tetap sehat dan nyaman bagi pasien maupun staf dan klien. Dimana disini saya menyadari bahwa menjaga lingkungan klinik merupakan upaya yang sangat penting dalam menunjang kenyamanan dan kesembuhan pasien.

Selanjutnya kami juga belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan klien, dimana hal ini merupakan kemampuan yang harus terus diasah. Karena pasien kami bukanlah manusia yang bisa berbicara, maka “keluarga” pasienlah yang harus menyuarakan kondisi dan keluhan pasien, sehingga kami harus menggali informasi pasien untuk menunjang diagnosis dan perawatan yang diperlukan. Pemilihan bahasa dan cara bicara dalam menyampaikan informasi kepada klien juga tidak bisa disamaratakan, kami harus menganalisis karakter dan pemahaman klien sehingga informasi dapat tersampaikan dan bisa dimengerti dengan baik oleh klien.

Seperti tujuan utama kegiatan ini, disini kami bisa ikut melakukan semua tahapan perawatan pasien, mulai anamnesa dengan klien, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa, dan terapi. Disini, kami diberi kesempatan untuk belajar peresepan dan pemilihan obat-obatan, perhitungan dosis, dan pembuatan sediaan obat. Selain itu, yang sangat menarik bagi saya adalah ketika kami diikutsertakan dalam tindakan operasi. Operasi pertama saya adalah ovariohisterektomi pada anjing, disini saya belajar tentang hal dasar operasi seperti jenis alat medis yang digunakan, kapan saat penggunaan alat tersebut, dan hand signals ataupun cara memberikan masing-masing alat operasi kepada operator yang ternyata berbeda-beda dan tidak boleh sembarangan. Saya mengikuti beberapa kali prosedur operasi dan ikut serta membantu menjadi asisten operasi, disini juga pertama kalinya saya diberi kesempatan untuk menjahit luka pasien, dimana bagi saya ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Prosedur menjahit luka kucing (Dokumentasi Pribadi, 2024).

Prosedur operasi tumor mammae (kiri) dan perawatan pasien post-operasi (kanan)

Hal yang membuat pengalaman di klinik ini berbeda dengan tempat lain adalah selain menerima pasien di klinik, kami juga diajak mengikuti visite ke rumah pasien dan kami juga diberi tanggung jawab untuk jaga malam dengan menginap di klinik untuk memantau kondisi pasien-pasien emergency. Pengalaman paling hectic yang pernah kami alami saat jaga malam adalah ketika ada beberapa pasien gawat darurat dan salah satunya suspect panleukopenia yang kondisinya sangat tidak stabil, setiap jam kami memantau perubahan tanda-tanda vital pasien, saat kondisi pasien semakin menurun, kami harus menjaga suhu pasien tetap hangat, memastikan infus tidak terhambat, dan saat pasien mulai menunjukkan tanda kesulitan bernapas, kami harus sigap memberi oksigen. Hingga adzan subuh berkumandang, kami masih berjuang untuk keselamatan pasien.

Kegiatan ini memberi kami kesempatan untuk mendapat pendidikan bukan hanya terkait teori di bangku perkuliahan tapi juga bagaimana mengaplikasikan teori tersebut secara langsung, sesuai dengan goal keempat dalam 17 Sustainable Development Goals, yaitu Quality Education. Kegiatan ini memberi banyak pelajaran bagi saya, selain untuk persiapan sebelum masuk ke RSHP Unair dan terjun ke masyarakat, disini saya juga menyadari bahwa ilmu saya masih sangat sedikit, bahkan ilmu dasar yang harusnya sudah saya kuasai nyatanya belum ada apa-apanya ketika diterapkan langsung di depan pasien. Saya sadar saya masih harus terus belajar seumur hidup saya, karena menjadi seorang dokter berarti memilih untuk belajar sampai akhir hayat.

Penulis :

Wenda Adistiantim Weliantina (161229157)

PPDH 40/Kelompok 1A/Poli 4

 

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami