Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

PENTINGNYA PEMERIKSAAN LANJUTAN DEMI MENUNJANG DIAGNOSA YANG AKURAT

Pada saat stase Klinik di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga tanggal 17 Juni 2024 terdapat pasien anjing betina bernama Jordan yang berusia 6 tahun dengan berat badan 3,5 kg. Riwayat anjing Jordan pernah memiliki ibu dan saudara yang mengalami pyometra dan terserang parvovirus, datang dengan keluhan belum pernah dikawinkan, tidak mau makan, sejak hari sabtu, dan lesu. Hari ini sempat muntah pakan dan tidak berbuih. Jordan juga mengalami diare encer dan gelap, namun sudah divaksin rutin.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pengukuran suhu anjing yaitu 39C, didapatkan frekuensi pulsus 132x/menit, dan frekuensi nafas 36x/menit. Dilakukan pemeriksaan dehidrasi dengan turgor kulit 1 dan capillary refill test (CRT) <2. Saat dilakukan palpasi pada bagian abdomen tampak tegang. Sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut, diberikan terapi berupa cairan infus NaCl untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit akibat diare.

Diagnosa sementara yang bisa didapat berdasarkan anamnesa dan gejala yang muncul, didapatkan kemungkinan anjing jordan terserang infeksi parvovirus atau pyometra. Gejala simptomatis yang muncul diberikan terapi berupa antibiotik 1,5 cc untuk meredakan diarenya serta polysilane 2 cc untuk mencegah muntah, serta diberikan injeksi alinamin 0,1 cc sebagai suplemen dan vitamin. Kemudian pada tanggal 18 Juni 2024 dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa test kit canine parvovirus (CPV) untuk deteksi adanya antigen virus parvo.

Sampel diambil dari feses segar dengan menggunakan cotton bud. Sampel yang diambil kemudian dilarutkan dengan buffer yang sudah tersedia, lalu diaduk-aduk hingga buffer tercampur dengan feses. Setelah tercampur, teteskan 3 tetes buffer ke dalam test kit lalu tunggu hasilnya sekitar 5-10 menit. Hasil positif didapatkan jika terdapat 2 garis yang muncul pada test kit, sedangkan jika terdapat 1 garis yang muncul maka dinyatakan negatif Parvovirus. Hasil yang didapat dari anjing Jordan adalah negatif CPV.

Kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan lainnya berupa radiologi dan pemeriksaan darah. Radiologi diambil dari posisi ventrodorsal dan right lateral recumbency. Hasil radiologi dari anjing jordan diinterpretasikan tampak adanya pembesaran pada ginjal dan pembesaran pada uterus yang mengarah pada endometritis sampai dengan pyometra. Sedangkan hasil darah didapatkan terdapat peningkatan nilai leukosit melebihi batas normal yaitu sebesar 27,6×109/L dan kadar glukosa darah dibawah nilai normal yaitu sebesar 65,6 mg/dl yang disimpulkan bahwa anjing jordan mengalami leukositosis dan hipoglikemia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, disimpulkan bahwa anjing jordan mengalami pembesaran pada uterus yang mengarah ke endometritis sampai dengan pyometra, pembesaran ginjal namun fungsinya masih normal, leukositosis, dan hipoglikemia. Perawatan rutin yang diberikan berupa injeksi antibiotik cefotaxime 0,2 cc (100mg/cc) secara subkutan 2x sehari selama 3-5 hari serta obat oral dengan kandungan antibiotik 1/5, antihistamin 1/5, dan multivitamin 1/4 diberikan 2x sehari selama 5 hari. Selain itu, Anjing Jordan diberikan makanan khusus gastrointestinal untuk memperbaiki pencernaannya.

Kasus yang dialami Aj. Jordan ini dapat dikaitkan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, yaitu:

  • SDG 3: Kesehatan yang baik dan kesejahteraan – Kisah ini menunjukkan bagaimana akses ke layanan kesehatan hewan yang berkualitas dapat menyelamatkan nyawa hewan peliharaan.
  • SDG 10: Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara – Akses ke layanan kesehatan hewan yang berkualitas seringkali tidak merata, dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki akses yang lebih terbatas. Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan hewan di semua negara.
  • SDG 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan – Kisah Jordan menunjukkan pentingnya kolaborasi antara dokter hewan, pemilik hewan peliharaan, dan organisasi lain untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan.

Kasus penanganan Pryometra Aj. Jordan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kasih sayang, kita dapat membantu hewan yang membutuhkan dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup sehat dan bahagia. Mari kita jaga kesehatan hewan peliharaan kita dengan memberikan mereka perawatan yang terbaik dan akses ke layanan kesehatan hewan yang berkualitas.

 

Penulis: Dara Dinanthi

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami