Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Hernia Diafragmatica

Hernia diafragmatika adalah kondisi medis yang serius pada hewan, termasuk kucing, di mana terjadi robekan pada diafragma sehingga memungkinkan organ-organ dari abdomen masuk ke dalam rongga thorax, menyebabkan gangguan pernapasan yang serius. Kasus ini menjadi fokus perhatian dalam kegiatan Departemen Klinik Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Gelombang XL kelompok 5B di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, yang dilaksanakan di Luar Klinik (LK) Klinik Mocachino Surabaya dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Universitas Airlangga.

Pada tanggal 27 Mei 2024, seorang kucing putih berusia bunting datang ke RSHP Universitas Airlangga sebagai pasien darurat dengan keluhan sesak nafas yang parah. Kucing ini sebelumnya pernah mengalami dua kecelakaan dan hamil dua bulan yang lalu. Setelah anamnesa dan pemeriksaan awal, termasuk pemasangan oksigen untuk membantu pernapasannya, diputuskan untuk melakukan X-ray dan opname karena kondisinya yang memburuk.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kucing putih mengalami hernia diafragmatika yang parah, dimana sebagian besar organ abdomen, termasuk hepar, gastric, lien, usus halus, dan sebagian colon, telah masuk ke dalam rongga thorax melalui robekan pada diafragma. USG menunjukkan adanya empat ekor fetus dengan usia kehamilan 45 hari.

Pada hari ke-5 perawatan, kucing putih melahirkan empat ekor fetus secara prematur. Namun, sayangnya, dalam waktu satu hari, semua fetus meninggal karena kelahiran prematur. Operasi hernia diafragmatika dilakukan pada hari ke-7 dengan persiapan matang termasuk premedikasi dan persiapan alat-alat operasi.

Operasi dimulai dengan insisi kulit abdomen dan pembukaan linea alba. Berdasarkan X-ray sebelumnya, upaya dilakukan untuk mengeluarkan organ-organ yang masuk ke dalam rongga thorax. Namun, kondisi kucing putih memburuk selama operasi dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Kemungkinan penyebab kematian adalah tidak seimbangnya katub negatif dan positif, yang dapat menyebabkan atelectasis atau kebocoran pada paru-paru akibat tekanan inhalasi yang tidak tepat.

Kegiatan ini berkontribusi pada beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk:

  • SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan: Melalui penanganan kasus-kasus seperti hernia diafragmatika, kami berupaya meningkatkan kesehatan hewan dan kesejahteraan umum.
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas: Departemen Klinik PPDH Universitas Airlangga memberikan pendidikan profesional yang berkualitas tinggi bagi calon dokter hewan untuk menghadapi kasus-kasus medis kompleks.
  • SDG 15: Kehidupan Darat: Dengan menangani kasus hernia diafragmatika, kami turut serta dalam pelestarian kehidupan liar dan keseimbangan ekosistem darat.

Kasus hernia diafragmatika pada kucing putih menunjukkan kompleksitas dan tantangan dalam praktik medis hewan. Pengalaman ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam bagi mahasiswa PPDH Universitas Airlangga, tetapi juga mengilustrasikan pentingnya diagnosis cepat, perawatan intensif, dan manajemen komplikasi dalam kasus emergensi seperti ini.

Penulis: Iqbal Dwi Warsito

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami