Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Lumpy Skin Disease, Ancaman Baru Peternak Bondowoso Setelah Wabah PMK

Bondowoso – Kelompok mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) XLI Universitas Airlangga Kelompok 2D yang beranggotakan Merisa, Yafi, Elita, Zaid, Anisa, Putri, dan Felyzia mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan Ternak Besar (PKL-TB) di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso, tepatnya di Puskeswan Tapen, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Lingkup wilayah pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan Tapen meliputi Kecamatan Tapen, Klabang, Tenggarang, Wonosari, Taman Krocok, dan Ijen, dengan total keseluruhan populasi sapi kurang lebih sebanyak 5000 ekor. Kegiatan di Puskeswan Tapen mencakup diantaranya pelayanan kesehatan hewan, program vaksinasi PMK dan LSD, pemberian vitamin dan obat cacing gratis, RPH, dan inseminasi buatan. Dengan total populasi sapi di wilayah Puskeswan Tapen, kelompok PKL-TB 2D menjumpai beberapa kasus lapangan yang cukup menarik perhatian, salah satunya Lumpy Skin Disease (LSD). Sebanyak hampir 50% kasus yang ditemui di lapangan adalah LSD dan suspect LSD. Jumlah ini didasarkan pada banyaknya kasus yang dilaporkan oleh peternak kepada dokter hewan dan paramedik veteriner Puskeswan Tapen.

Lumpy Skin Disease atau yang kerap disebut “lato-lato” oleh warga setempat, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus famili Poxviridae dengan ditandai adanya gejala klinis khas berupa adanya lesi nodul atau benjolan hingga lesi lepuh pada seluruh bagian tubuh. Penyakit ini dianggap menjadi ancaman baru bagi peternak sesaat setelah melandainya kasus PMK yang sempat

Meskipun bukan termasuk penyakit yang menular pada manusia (zoonosis), namun kerugian yang ditimbulkan akibat LSD dapat mengancam aspek perekonomian peternak seperti, anjloknya harga jual sapi (terutama pedhet) dan penurunan kualitas daging. Sementara pada aspek kesehatan ternak, LSD dapat berdampak pada penurunan berat badan, kemampuan reproduksi, hingga kematian pada beberapa kasus yang parah.

Tindakan pencegahan LSD dapat dilakukan diantaranya dengan menerapkan program vaksinasi yang tepat, biosekuriti, sanitasi kandang (termasuk pemberantasan vektor), serta mengawasi jalannya lalu lintas ternak. kegiatan ini juga  dapat dikategorikan dalam SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, dan SDG 3 : Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik

 

Ditulis oleh :
Kelompok 2D PKL-TB XLI FKH Unair

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami