Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

KUCING DAN MASALAHNYA

Pada tanggal 15 Januari – 3 Februari 2024 mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga gelombang 40 melaksanakan koasisten di Klinik Luar kampus. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib bagi setiap mahasiswa koasisten yang bertujuan untuk belajar dan melatih bagaimana cara menghadapi klien dan pasien selama di dunia pekerjaan. K-One Animal Care Surabaya menjadi salah satu tempat bagi mahasiswa untuk melakukan koasisten klinik luar kampus.

Banyak pembelajaran yang didapat ketika melakukan koasistensi di K-One Animal Care Surabaya. Seperti, bagaimana cara melakukan anamnesa kepada klien, melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada pasien, menentukan diagnosis dan diagnosis banding dan  melakukan perawatan opname kepada pasien yang membutuhkan perawatan lebih intens.

Gambar 1. Belajar melakukan penjahitan (Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Urin yang telah di Urohydropropulsion (Dokumentasi Pribadi)

Kasus yang ditemukan selama kami berada disini sangat bermacam-macam seperti suspect panleukopenia, suspect feline rhinotracheitis, Eosinophilic Granuloma Complex (EGC) Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD), Othematoma, infeksi pada jahitan pasca operasi OH sehingga harus dilakukan rekonstruksi pada jahitan dan kasus lainnya. Selain itu saya juga belajar bagaimana cara menginfus, menjahit luka dan melakukan pemasangan kateter dan peracikan obat yang dibutuhkan.

Pada kasus FLUTD klien datang dengan keluhan kucing Kumis, kelamin jantan belum dikastrasi, lemas, tidak bisa buang air kecil, bolak-balik ke litter box, merejan ketika berada di litter box. Setelah dilakukan anamnesa pemilik kucing mengatakan bahwa kucing Kumis tidak dikandang dan memiliki 6 kucing tetapi hanya memiliki 4 litter box. Ketika dilakukan palpasi diketahui bahwa vesika urinaria kucing teraba keras dan membesar. Kasus FLUTD terjadi karena banyak faktor yaitu bakteri, pakan yang tinggi mineral, tumor, stress idiopatik. Stress idiopatik dapat terjadi karena kucing Kumis yang ketakutan kepada kucing lain sehingga ketika kucing Kumis ingin pipis tetapi disekitar litter box terdapat kucing lain bisa Kucing kumis akan menahan pipis untuk menghindari kucing lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya FLUTD. Oleh karena itu clien disarankan agar memiliki litter box sebanyak kucing (n) ditambah satu karena kucing akan memilih tempat yang nyaman untuknya dan disarankan untuk selalu mengecek kebersihan litter box dan kesediaan air.

Selama menjalani Koasisten Klinik Luar kampus ini kami menerima 3 pasien yang mengalami FLUTD  dengan keluhan kucing tidak bisa pipis dan owner yang memiliki lebih dari satu kucing dirumah. Hal ini membuat saya menyadari bahwa pentingnya akan kesejahteraan dan kesehatan hewan. Dimana bukan hanya makan yang diperlukan oleh hewan tetapi juga tempat yang bersih dan kenyamanan. Hal ini sesuai dengan poin SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 3 Good Health yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.

Ucapan terimakasih saya berikan kepada semua staf dan dokter yang berada di K–One Animal Care Surabaya yang telah menerima dan membimbing saya dalam kegiatan Koasisten Luar Klinik ini. Terimakasih juga kepada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

Penulis : Eliska Tria Kusuma / PPDH 40 / Kel. 1A / Poli 6

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami