Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kasus Amebiasis Pada Kucing British Short Hair Di Klinik Luar Kampus

Hari Rabu tanggal 17 Januari 2024 Klinik Pet’s Choice menerima pasien seekor kucing berjenis British Short Hair bernama kucing Obi. Berdasarkan anamnesa kucing Obi mengalami diare berlendir bercampur darah dengan bau yang menyengat disertai dengan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan sitologi dari sampel feses segar kucing Obi. Setelah pemeriksaan sitologi sampel feses kucing Obi, ditemukan adanya fase tropozoit Entamoeba histolytica sehingga dapat disimpulkan jika kucing Obi menderita amebiasis.

Feses kucing Obi dengan konsistensi lunak bercampur lendir dan bercampur darah (sumber: Dokumentasi pribadi, 2024)

Amebiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa Entamoeba histolytica. Amoeba E. histolytica merupakan parasit eukariotik uniseluler dengan virulensi yang bervariasi yang dapat menginfeksi manusia dan primata, serta anjing dan kucing. Umumnya E. histolytica terdapat di sepanjang daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Parasit ini hidup di lumen usus besar dan sekum, infeksi E. histolytica mungkin tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas atau dapat menginvasi mukosa usus dan menyebabkan kolitis hemoragika ulseratif ringan hingga berat. Terkadang timbul abses pada hati, paru-paru, atau otak akibat fase tropozoit E. hemolytica yang memasuki kapiler dan bermigrasi.

Infeksi akut Entamoeba histolytica dapat menyebabkan terjadinya disentri fulminan yang dapat berkembang menjadi kronis atau sembuh secara spontan. Penurunan berat badan, tenesmus, diare kronis atau disentri yang terus menerus atau terputus-putus merupakan gejala klinis pada kasus amebiasis kronis. Infeksi yang menyebar dapat menyebabkan abses amoeba, yang mengakibatkan gejala yang lebih umum, termasuk demam, nyeri perut, dan hepatomegali. Manusia adalah inang alami spesies ini dan sumber penularan umum bagi hewan peliharaan. Mamalia terinfeksi dengan menelan makanan atau air yang terkontaminasi feses yang mengandung kista infektif. Perawatan dan penanganan amebiasis tersebut adalah dengan pemberian obat metronidazol dan vitamin B kompleks.

Hal ini sejalan dengan poin SDGs (Sustainable Development Goals) nomor tiga yaitu Good Health, dimana peran dokter hewan memberikan layanan kesehatan hewan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan hewan. Menurut UU No. 18 tahun 2009 kesejahteran hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

Nama : Tasya Kamilatus Sa’diyah

NIM : 161229133

Kelompok/Poli : 1B/Poli 2

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami