Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mengasah skill veteriner, mengasuh anabul kesayangan

Medik veteriner merupakan bidang yang kompleks, penuh tantangan, dan menuntut beragam
keterampilan. Banyak hal yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh calon dokter hewan selama
masa pendidikan profesi dokter hewan (PPDH). Salah satu tahap yang dilalui adalah
koasistensi selama 10 minggu dalam divisi Klinik, dengan tujuh Minggu diantaranya
berkegiatan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (RSHP UNAIR).

Mahasiswa PPDH Gelombang 40 Tandem 2 menjalani Koasistensi divisi klinik dari 12
Februari 2024 – 20 April 2024. Koasistensi divisi klinik bertujuan agar para calon dokter
hewan bisa melakukan keterampilan dokter hewan, meliputi kemampuan untuk melakukan
anamnesa kepada klien/ owner hewan, kemampuan untuk dapat melakukan pemeriksaan fisik
kepada pasien, kemampuan untuk menentukan perencanaan pemeriksaan lanjutan yang
didasarkan pada kebutuhan diagnostik, melakukan diagnosa dan menentukan diagnosa
banding, hingga keterampilan dalam merencanakan terapi berdasarkan diagnosa penyakit.
Selama menjalankan koasistensi di RSHP Unair, mahasiswa PPDH diperkenankan untuk
mengasah berbagai keterampilan, salah satunya adalah anamnesa.

Anamnesa merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dokter hewan dengan owner
pasien guna mendapatkan sejumlah informasi yang relevan dan menunjang ketepatan
diagnosa. Dokter hewan dibatasi dengan kemampuan komunikasi langsung kepada pasien.
Dalam melakukan anamnesa, seorang dokter hewan perlu memiliki keterampilan komunikasi
yang baik agar dapat memberikan pertanyaan yang mudah ditangkap, jelas, dan tidak
menimbulkan kebingungan. Metode dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh dokter hewan
juga harus menyesuaikan dengan keluhan utama serta karakter owner.

Pada dasarnya menjadi dokter hewan sama dengan menjadi detektif. Calon dokter hewan
selama masa pendidikan dilatih tidak hanya menghafal berbagai teori dan informasi yang
berkaitan dengan kesehatan hewan, tetapi juga dilatih untuk dapat meningkatkan pemahaman,
kemampuan analisa, dan keterampilan diagnostik tingkat tinggi. Diagnosa akan sangat
mempengaruhi rencana terapi yang diberikan. Oleh karena itu, diagnosa yang tepat
dibutuhkan untuk dapat merencanakan terapi dan tindakan medis lainnya secara tepat pula.
Ezanti Nur A
161229244

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami