Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Koasistensi Divisi Parasitologi FKH Unair: Mengasah Keterampilan Diagnosa Penyakit Parasitik

Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) merupakan program jenjang profesi bagi sarjana kedokteran hewan untuk mendapat gelar sebagai Dokter Hewan. Program ini dicanangkan untuk menghasilkan lulusan siap pakai dengan memenuhi kriteria kompetensi dari semua bidang diikuti yang salah satu diantaranya yaitu bidang Parasitologi. Tandem  4 Gelombang 41, Program PPDH Divisi Parasitologi dilaksanakan selama 3 minggu dimulai pada 16 Oktober hingga 3 November 2023.

Gambar 1. Mahasiswa PPDH Gelombang 41 Tandem 4 bersama Agus Sunarso, drh., M.Sc.

Parasit berasal dari bahasa Yunani yang artinya “makan di meja orang lain”, setelah mengalami penyempurnaan disepakati arti parasit adalah organisme kecil yang hidup pada atau di dalam organisme lain untuk bertahan hidup. Organisme lain disebut induk semang atau inang atau hospes. Parasitologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang parasit. Berdasarkan habitatnya, parasit terbagi menjadi 2 jenis yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada bagian luar tubuh induk semang sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup di bagian dalam induk semang.

 

Sejumlah  29  mahasiswa  melakukan kegiatan berupa koleksi sampel baik feses, organ, darah serta ektoparasit yang ditemukan pada hewan maupun lingkungan dari daerah pengambilan sampel seperti Rumah Potong  Hewan,  Rumah  Potong  Unggas,  Klinik Hewan,  Stable, Pasar,  dan Pemukiman Warga.

 

Sampel  yang  didapatkan  sebelum  diperiksa  akan  diproses  terlebih  dahulu  dengan beberapa larutan sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Pada sampel feses digunakan larutan Formalin 10% untuk pemeriksaan telur cacing sedangkan untuk pemeriksaan coccidia, diberikan larutan berupa Kalium Dichromat 25% pada sampel feses. Penyimpanan sampel ektoparasit dimasukkan dalam larutan KOH terlebih dahulu untuk menipiskan kitin dengan pemanasan atau dapat disimpan pada suhu ruangan.

 

Gambar 2. Koleksi sampel Parasit. A. Koleksi sampel ektoparasit pada hewan eksotik, B. Koleksi sampel endoparasit di Rumah Potong Hewan, C. Koleksi sampel darah dari Rumah Potong Unggas

 

Sampel yang telah dikoleksi, selanjutnya akan diperiksa dengan berbagai metode sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Pada pemeriksaan feses, dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti medote natif, metode sedimentasi serta metode apung. Pemeriksaan parasit darah, dilakukan dengan melakukan ulas darah tipis pada objek glass lalu fiksasi menggunakan metanol setelah itu dilakukan perendaman pada larutan pewarna Giemsa. Pada sampel ektoparasit untuk memudahkan identifikasi maka sampel diproses menjadi preparat permanen dengan cara pinning dan mounting tanpa pewarnaan. Setelah pemrosesan sampel, maka sampel akan diamati. Pengamatan parasit dilakukan baik secara makroskopis maupun mikroskopis guna mengidentifikasi spesies dari parasit yang terdeteksi.

 

A. Pengulasan darah tipis pada object glass B. Pemeriksaan sampel menggunakan mikroskop cahaya. Pengulasan darah tipis pada object glass (kanan)

 

Setelah dilakukan identifikasi spesies parasit yang telah diperiksa, selanjutnya  dilakukan  berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk mengkonfirmasi serta  pembimbingan apabila ada kendala baik pada saat pemeriksaan dan identifikasi. Tahap selanjutnya ujian dengan dosen pembimbing, untuk menentukan kelulusan dari Divisi Parasitologi.

 

Kurang lebihnya seperti itulah kegiatan kami selama berada di Divisi Parasitologi. Banyak hal yang kami dapatkan selama berada koasisten di Divisi Parasitologi, kami Tandem 4 PPDH Gelombang 41 sangat berterima kasih untuk ilmu serta pengalaman yang kami dapatkan.

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami