Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Necrotic Enteritis dan Koksidiosis, Dua Penyakit Yang Saling Berkaitan

POULTRY INDONESIA, Bandung – Penyakit Necrotic Enteritis (NE) seringkali tidak berdiri sendiri. Artinya terdapat faktor lain yang menjadi predisposisi. Dimana salah satunya adalah karena infeksi protozoa dari genus Eimeria atau biasa disebut dengan penyakit koksidiosis.
Menurut Prof.Dr.Suwarno, selaku Guru Besar Ilmu Virologi dan Imunologi FKH Unair menjelaskan bahwa predisposisi lain dari penyakit NE adalah kondisi pakan tertentu seperti protein tinggi sehingga sulit dicerna, litter basah, kerusakan usus, stres pada ayam dan penyakit imunosupresif.
“Penyakit NE merupakan penyakit infeksius pada ayam ditandai dengan adanya kerusakan pada usus yang disebabkan oleh toksin dari bakteri Clostridium perfringens yang bersifat multifaktorial. Dimana munculnya penyakit ini biasanya bersamaan dengan faktor- faktor lain, dan biasanya muncul setelah infeksi Eimeria,” jelasnya dalam webinar yang mengangkat tema “Solusi Problems Penyakit Necrotic Enteritis dan Koksidiosis Unggas”, pada Selasa (27/2)
Menurutnya gejala adanya penyakit ini meliputi dua jalan subklinis dan klinis. Subklinis memiliki tanda penurunan produksi, penurunan bobot badan, peningkatan konversi pakan, penyakit yang berjalan lama, hingga timbulnya kerusakan kronis pada mukosa usus. Sedang untuk klinis berupa ayam tampak murung, bulu acak-acakan, depresi berat, diare akut, berak berwarna gelap, dehidrasi, kurang nafsu makan dan kematian mendadak.
Suwarno melanjutkan untuk pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan vaksinasi dan pengobatan coccidiosis, perbaikan mikroba usus seperti dengan prebiotik dan probiotik, pencegahan terhadap penyakit imunosupresif, serta perbaikan pakan dan vaksinasi NE serta pengobatan dengan antibiotik.
“Pengendalian penyakit NE bukan hanya menghilangkan bakteri penyebab, tapi lebih fokus pada pengelolaan faktor predisposisi, serta menjaga keseimbangan flora usus, sehingga dapat terjadi optimalisasi fungsi dan integritas usus serta meningkatkan imunitas,” tegasnya.
Sementara itu dalam keseampatan yang sama Dhimas Tani, selaku Technical Support Officer PT.TMC mengungkapkan bahwa koksidiosis pada unggas adalah penyakit parasit yang menyerang pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh protozoa dari genus Eimeria. Penyakit ini  memiliki siklus hidup yang komplek dan dapat menyebabkan berak darah, imunosupresif dan faktor munculnya NE. Koksidiosis mempunyai tingkat mortalitas  mencapai 50 persen.
Menurutnya penyakit ini memunculkan gejala klinis berupa berak berdarah, nafsu makan menurun, bulu kusam dan berdiri, penurunan produksi, serta dapat diikuti oleh infeksi bakteri Clostridium perfringen. Sedang pengobatan penyakit ini bisa dengan obat antikoksidiosis seperti Toltrazuril yang berfungsi membunuh seluruh siklus koksidia fase seksual maupun fase aseksual sehingga mampu mengatasi kasus koksidiosis secara tuntas. Atau bisa juga menggunakan obat Amprolium atau diclazuril.
Pencegahan bisa dilakukan dengan sanitasi dan desinfeksi kandang, kontrol eimeria dengan program koksidiosis, menjaga suhu, kelembaban dan kepadatan kandang. Selain itu juga harus diperhatikan optimalisasi manajemen litter dan diagnosa yang tepat.

Sumber: https://www.poultryindonesia.com/id/necrotic-enteritis-dan-koksidiosis-dua-penyakit-yang-saling-berkaitan/

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami