Kedudukan dosen sebagai tenaga professional memiliki fungsi untuk meningkatkan martabat dan memiliki peran sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan nasional. Dosen berkewajiban melaksanakan Tridharma perguruan tinggi antara lain merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, BKD menjadi bagian tak terpisahkan dari kinerja dosen, yaitu berupa unjuk kerja Tridharma Perguruan Tinggi sebagai pengakuan atas kompetensi profesi dosen yang telah melalui proses penilaian sertifikasi dosen. Pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dosen yang dilakukan setiap semester dinilai sebagai kinerja dosen, yang dievaluasi dan setiap tahun dilaporkan secara berkala. Dalam pelaksanaannya, dosen memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan sesuai standar nasional tenaga pendidik dalam melakukan penyusunan laporan BKD. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan suatu persamaan persepsi pada semua dosen terkait perhitungan beban kerja dosen yang benar.
Wabah Covid-19 yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Untuk mengatasi Covid-19 Pemerintah telah menghimbau adanya social distancing dan physical distancing. Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Sehingga, di masa pandemic, begitu banyak transformasi yang terjadi di bidang Pendidikan tinggi, yaitu berpindahnya metode pembelajaran konvensional ke metode pembelajaran daring. Namun, tentu saja metode pembelajaran daring merupakan tantangan bagi beberapa generasi yang tidak akrab dengan dunia digital. Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Oleh karena itu, berbagai inovasi dan pengembangan Pendidikan di bidang pembelajaran harus dilakukan dengan memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap dapat berjalan efektif dan capaian pembelajaran dapat tetap tercapai meskipun dilakukan secara daring.
Berdasarkan Uraian diatas maka dirasa perlu menyelenggarakan kegiatan workshop di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang berkaitan dengan Beban kerja Dosen khususnya beban mengajar dosen dan inovasi pembelajaran secara daring sebagai wahana dalam meningkatkan mutu pendidikan Perguruan Tinggi.
Maksud dan tujuan dari workshop beban mengajar dan inovasi pembelajaran daring adalah:
- Untuk persamaan persepsi pada semua dosen pengampu mata kuliah di FKH Universitas Airlangga terkait perhitungan beban kerja dosen yang benar.
- Untuk mengembangkan media pembelajaran secara daring yang lebih inovatif dan menarik sehingga mahasiswa tidak bosan dan jenuh dengan materi yang diberikan oleh dosen.
- Pemanfaatan media aula secara maksimal sebagai sarana pembelajaran
Workshop ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu :
- Prof. Dr. Sukardiman, M.S., Apt. dari Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga dengan topik Persamaan Persepsi Beban Mengajar Dosen
- Yuni Sari Amalia, SS., MA., Ph.D dari Direktorat Pendidikan Universitas Airlanggadengan topik Inovasi Penyampaian Pembelajaran daring
- Dr. Nusdianto Triakoso, drh., M.P dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dengan topik Pemanfaatan Aula untuk pembelajaran daring
Pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa, 31 Agustus 2021 mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.30 WIB dengan peserta seluruh dosen dan staf bidang satu di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Kesimpulan dari semua pemateri dan diskusi pada acara tersebut dari masing masing narasumber yaitu untuk narasumber Prof. Dr. Sukardiman, M.S., Apt bahwa arah kebijakan BKD sub kecil dari Kebijakan Dekan 2021 yang harus dilaporkan pada Februari 2022. Perlu arahan dari direktorat SDM juga. Sebagai transformasi SDM BKD menguatkan mutu Dosen dan Karir. BKD juga menunjukkan indikator Kinerja Dosen , indikator Kinerja PT, indikator Kinerja Kementrian. Peningkatan Indikator Kinerja Sasaran Strategis, Peningkatan Indikator Kinerja Program. Memang tidak mudah mengatur beban kerja pada semua dosen rata karena juga tergantung kompetensi pada BKD untuk pengajaran. Beban Kerja Dosen harus memenuhi 12 sks, per semester, paling banyak 16 sks /semester, bila lebih harus ada ijin rektor, 1 SKS =170 menit untuk praktikum dan 50 menit untuk kuliah dan 120 menit sisanya untuk tugas terstuktur yang bisa diberikan kepada mahasiswa. Semua BKD Dosen Unair sudah terintegrasi dalam SISTER. Berdasarkan Dirjen Dikti BKD minimun 37,5 jam atau untuk dosen IPA (1:30) Ada kewajiban khusus tidak hanya pada profesor saja tapi juga pada jabatan lainnya. Ada Reward pada dosen yang melebihi beban mengajar, atau sanksi yang kinerja kurang
Kesimpulan dari narasumber ibu Yuni Sari Amalia, SS., MA., Ph.D bahwa Inovasi Pembelajaran bisa melalui zoom yang kita gunakan dalam memberikan pembelajaran daring yang bisa dilakukan secara synchronous dan asynchronous. Program-program yang digunakan antara lain seperti Kahoot, Puzzle, MOOC bisa diimplementasika.
Kesimpulan dari narasumber Dr. Nusdianto Triakoso, drh., M.P bahwa AULA sdh disediakan untuk dipergunakan secara optimal, implementasi e learning melalui LMS, zoom akan terintegrasi dengan cyber campus. Capaian FKH pembelajaran melalui AULA sudah tinggi daripada fakultas lain dan menghimbau dosen lebih memaksimalkan penggunaan AULA. Hasil kuisener mahasiswa menginginkan hybrid e learning, 15% luring, perlu inovasi pembelajaran supaya lebih menarik minimal dengan PPT yang sudah dimiliki oleh semua dosen.
Setelah pelaksanaan workshop ini diharapkan semua dosen mempunyai persamaan persepsi yang sama tentang perhitungan beban kerja dosen, dapat mengembangkan media pembelajaran zoom yang sudah digunakan secara daring melaui AULA dengan lebih inovatif dan menarik serta dapat memaksimalkan media aula sebagai sarana pembelajaran daring.