Perkembangan ilmu di bidang veteriner dari tahun ketahun terjadi perkembangan yang luar biasa. Pada abad ke 18 dimulai dengan ditemukan organism yang pathogen pada hewan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pemahaman pada human medicine, selanjutnya bedah hewan khususnya pada kuda dan selanjutnya digunakan sebagai dasar juga pada manusia, begitu juga pada tingkat experiment yang berbasis animal sebagai dasar menentukan bahan obat untuk manusia aman, toksik, atau mempunyai biokompatabilitas tinggi. Pada abad ke 19 setelah ditemukan struktur organism maka banyak hal yang dapat digunakan sebagai bahan pencegahan atau preventif baik melalui pendekatan vaksin, atau mencari shortcut model terapi melalui pendekatan pathogenesis penyakit. Kemudian pada abad 20 banyak hal yang dikembangkan terkait dengan pencegahan penyakit seperti teknologi vaksin yang dimulai dari vaksin pasif, vaksin aktif, vaksin rekombinan, vaksin subunit, vaksin DNA dan terakhir chimera. Perkembangan ini sampai saat ini abad ke 21 masih belum dapat menurunkan kasus penyakit infeksi yang signifikan. Karena itu masih diperlukan pemahaman yang strategic dalam mengembangkan pola pencegahan yang efisien. Hal ini diperlukan pemikiran yang mendalam dan terpadu serta diperlukan pemahaman oleh setiap individu khususnya para dosen, peneliti, dan mahasiswa kedokteran hewan sebagai penerus untuk mewujudkan penurunan penyakit infeksi baik yang bersifat zoonosis, pathogen dan menular.
Pendekatan saat ini yang dianggap komprehensif oleh para peneliti, lingkungan, kesehatan, veteriner yang dianggap sesuai adalah pengembangan model one health system yang melibatkan manusia, hewan dan lingkungan. Pendekatan ini merupakan upaya pencegahan dan pemecahan masalah penyakit infeksi yang komprehensif dan efisien karena sudah terlanjur beberapa abad penangan penyakit terlalu terspesialisasi sehingga hanya tahu apa yang ada didepan mata. Kedepan akan dikembangkan penanganan berbasis one health system akan melibatkan berbagai institusi, organisasi, disiplin ilmu, khususnya kesehatan, hewan, dan lingkungan. Karena itu tuntutan para calon dokter hewan sebagai calon professional dalam penanganan kasus penyakit harus memahami dan bisa mendesain secara global bagaimana pendekatan dalam memecahkan masalah jika ditemukan kasus penyakit infeksi baik bersifat emerging, reemerging di daerah baru maupun di daerah endemik dan epidemik.
Di dunia kedokteran hewan sebagai supporting system dalam kesehatan, mempertahankan ketahanan pangan dan meningkatkan mutu pangan, dan menciptakan variasi jenis dan produk ternak, maka sisi lain yang penting adalah menciptakan keamanan produk pangan dan pencegahan penyakit karena itu pemahaman mahasiswa kedokteran hewan terhadap penyakit yang dapat merugikan secara ekonomi harus difokuskan pada penanganan penyebaran penyakit, penekanan angka kesakitan, pemberantasan penyakit, dan pencegahan penyakit. Hal ini kedepan menjadi tanggung jawab para dokter hewan karena itu pemahaman secara dini situasi penyakit secara global sangat diperlukan para mahasiswa, termasuk pola mendesain riset yang tepat dalam upaya meningkatkan mutu pemberantasan penyakit. Karena itu Fakultas Kedokteran Hewan telah sharing dengan Institute Biosain, Universiti Putra Malaysia (UPM) yang akan memberikan pandangan secara global tentang prevensi secara global penyakit infeksi dalam bentuk kuliah dan diskusi serta perencanaan riset bersama.
PERMASALAHAN
Sistem One health dalam penanganan suatu penyakit melalui pendekatan lingkungan, manusia dan hewan. Pendekatan ini termasuk pola pendekatan yang baru, karena itu diperlukan pemahaman yang komprehensif. Hal ini sangat diperlukan tidak hanya pada mahasiswa saja tetapi juga para pendidik kedokteran hewan, kedokteran manusia, kesehatan masyarakat dan para ahli lingkungan. Dengan demikian efisiensi dalam penanganan penyakit dapat diwujudkan. Untuk membuka tataran dalam preventif penyakit secara global Fakultas Kedokteran Hewan tahap pertama akan membuat transinisiatif program, yang pertama adalah sharing tentang penanganan penyakit secara global dengan Institut Biosain, Universiti Putra Malaysia (UPM).
TUJUAN
Pada tahapan pertama, Transinisitive Program berfokus pada penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi sangat tinggi yang direalisasikan berupa visiting lecture oleh Prof. Dr. Abdul Rahman Omar, DVM., Ph.D. Director of Institute Biosain, UPM, Malaysia. melalui kuliah untuk mahasiswa tingkat sarjana, tingkat profesi, S2, S3 dan para peneliti, serta dosen dilingkungan Fakultas Kedokteran Hewan dan Universitas Airlangga.
OUTPUT DAN OUTCOME
Melalui perkuliahan ini para mahasiswa, para peserta termasuk peneliti dan dosen dapat memahami dan mengaplikasikan pola pemikiran secara global terhadap penganan suatu penyakit. Disamping itu juga para peserta dapat mendesain secara akademik dalam bentuk riset dan praktis terhadap penanganan suatu penyakit secara global. Sebagai contoh penyakit yang menjadi masalah secara global Ebola dari kera, MERS dari Unta, SARS dari luwak/garangan, AI dari burung, West Nile dari burung sebagai reservoir, dll. Sementara itu penyakit yang sangat merugikan secara global AI, IB, Chicken Anemia, ND, IBDV, dan Marek.
PELAKSANAAN PROGRAM
- Jenis Kegiatan : Visiting Lecture
- Lama Kegiatan: 3 hari (tgl 11 sd 13 Mei 2016)
- Sasaran : Mahasiswa S1, S2, S3, para peneliti dan dosen
- Lokasi: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
- Pemateri: Prof. Dr. Abdul Rahman Omar, DVM., Ph.D.
- Asal Institusi/Perguruan Tinggi: Institut Biosain, UPM, Malaysia