TEMPO.CO, Jakarta – Salah satu peneliti dari Universitas Airlangga (Unair), Fedik Abdul Rantam menjadi delegasi dalam Lindau Nobel Laureate Meeting ke-72 di Jerman pada Senin, 26 Juni 2023. Acara tersebut merupakan forum ilmiah internasional tempat bertemunya para peraih Nobel dan ilmuwan-ilmuwan dari berbagai bidang.
Fedik yang merupakan pakar ilmu virologi dan imunologi ini mengaku bersyukur bisa berbagi pengetahuan dengan 600 peneliti muda terpilih dari berbagai negara. “Kami para peneliti hanya mendapat satu kesempatan seumur hidup untuk bisa terlibat,” ujarnya dikutip dari situs Unair.
Fedik berhasil terpilih menjadi salah satu delegasi peneliti Indonesia yang memenuhi kriteria khusus. Melansir dari situs Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, langkah awal untuk bisa mengikuti kegiatan ini peneliti harus melalui kurasi dan seleksi. Selanjutnya, Kementerian Pendidikan akan menyerahkan keputusan akhir kepada Yayasan Lindau Nobel Laureate Meetings.
Tahun ini, Indonesia melalui Kemendikbudristek berkesempatan menjadi mitra pada pertemuan yang mengusung tema fisiologi dan kedokteran. Indonesia mengirimkan sejumlah peneliti berprestasi yang antara lain berasal dari Unair dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Di forum tersebut, Fedik menyampaikan presentasi dengan judul “Indonesia in Overcoming Covid-19 Pandemic and Domestic Vaccine Development”.
Lewat presentasi tersebut, dia memaparkan cara Indonesia mengatasi pandemi Covid-19, salah satunya adalah dengan mengembangkan vaksin Merah Putih inisiatif para peneliti Unair. Presentasinya, kata dia, mendapatkan respons baik dari para peserta lainnya.
“Mereka tertarik dengan keunggulan vaksin kita dan juga bagaimana menentukan isolate sebagai unit seed vaccine,” ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Vaksin Unair itu.
Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan bahwa dia bersama tim tengah menyiapkan vaksin generasi kedua yaitu cocktail vaccine. Dia menambahkan, meski kini telah berstatus endemi, tetapi bukan berarti kasus penularan Covid-19 dapat diabaikan.
“Walaupun saat ini statusnya dianggap endemi, tetapi vaksinasi masih tetap diperlukan sebagai preventif dalam penyebaran Covid-19,” paparnya.
Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1742520/peneliti-unair-jadi-delegasi-indonesia-di-lindau-nobel-laureate-meeting-2023