PEMERIKSAAN HEWAN QURBAN 10 DZULHIJJAH 1444 H BERUPA SAPI DOMBA DAN KAMBING ANEMORTEM DAN POST MORTEM.

Kegiatan pemeriksaan hewan qurban 29 Juni 2023 M/ atau 10 Dzulhijjah 1444 H, merupakan kegiatan profesional berbasis keahlian antara dokter hewan staf fakultas kedokteran hewan Universitas Airlangga bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kodya Surabaya yang memiliki TUPOKSI mengenai keamanan pangan dan ketahanan pangan produk segar asal hewan (PSAH), sekaligus memberikan pengalaman lapanganm kepada para mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan untuk terjun ke lapangan dalam rangka meningkatkan ketrampilan tentang pemeriksaan penyakit hewan strategis nasional maupun non-strategis nasional. Perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini telah bermunculan penyakit ternak yang menyerang di tanah air seperti PMK, LSD pada sapi kambing domba dan penyakit lain yang diperkirakan berpotensi menimbulkan wabah di Indonesia. Dengan pelaksanaan pemeriksaan hewan qurban antara staf dan mahasiswa fakultas kedokteran hewan UNAIR sesuai surat perintah dari DKPP Kodya Surabaya berbasis on-line di harapkan mampu memfilter masuknya kasus-kasus infeksi pada ternak tersebut.

Hadir dalam kegiatan tersebut adalah para pengkurban ternak dan calon penerima qurban ternak PSAH dengan jaminan kehalalan dan thoyib sesuai syariah ISLAM. Disamping hal tersebut juga dihadiri oleh perangkat keamanan BABINSA tingkat kecamatan setempat. Tidak kalahpentingnya adalah pengurus dan semua unit usaha sayap lainnya yang bernaung di bawah kepemimoinan Masjid Al-Wahyu, seperti pengurus pusat pendidikan pra sekolah dsb. Beberapa tokoh yang hadir dari Fakultas Kedokteran hewan UNAIR adalah mantan pengurus pusat Ketua Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia (AFFAVETI) suatu organisasi di bawah Perhimpunan Dokter Hewan Indonesai (PDHI) seperti Prof. Mochamad Lazuardi. Ybs adalah salahsatu pengurus pusat Komisi Obat Hewan Indonesia yang berwenang menetapkan hak edar obat hewan bermasalah di Indonesia bidang farmasetik. Dalam pelaksanaan terserbut juga dihadiri oleh ALUMNI dokter hewanf UNAIR yang bekerja di instansi lainnya sekaligus menjadi punyumbang ternak qurban.

Kegiatan tersebut berlangsung sejak dimulainya sholat IED 10 Dzullhijjah 1444 H sekitas pukul 8.00 hingga berakhirnya pemeriksaan hewan ternak sekitar pukul 13.30. Dampak kegiatan tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu dampak langsung dan dampak tak langsung. Dampak langsung yang dirasakan adalah pra penelrima qurban merasakan kepastian keamanan PSAH yang merupakan persyaratan ke-halalan dan syarat thoyib PSAH. Hal tersebut sangat penting, mengingat PSAH tersebut tersebut tidak akan mendapatkan tanda no. Kontrol veteriner (NKV) yang merupakan persyaratan laik edar suatu PSAH yang dipotongkan secara resmi di tempat-tempat pemotongan hewan (Rumah Potong Hewan). Damp[ak tak langsung yang dirasakan adalah mendorong /menstimulasi perintah dari salahsatu butir Sustaiinable Development Goals (SDGs) terutama butir 2 dan 6 yang mebetapkan pemanfaatan PSAH dengan kriteria safe -sound whole and halal. Disamping itu mengikuti aturan dunia mengenai Millenium Development Goals (MDGs) yang diharuskan dilakukan oleh negara-negara di level G20 termasuk Indonesia. Peranan tersebut sangat diharapkan sebagai role model oleh Dunia dimana masih terdapat beberapa kelompok negara berkembang dan negara-negara terbelakang. Perlu diketahui keamanan pangan sangat bergantung pula terhapat adanya kontaminan bahan kima berbahaya termasuk cemaran obat hewan yang selau digunakamn peternak untuk meningkatkan penampilan ternak mereka agar menarik pembeli ataupun dalam upaya pengobatan ternak. Salahsatu hal yang penting dari masalah penggunakan obat hewan adalah masalah esidu obat hewan dan hal itu amat tergantung dari faktor aman (FA) penghitungan waktu henti obat hewan. FA tersbut sangat bergantung kesigapan insan dokter hewan dalam menyikapi masalah kehalalan dan produk thoyib PSAH. Kegiatan tersebut pada hakekatnya dilakukan pemantauan dan pemetaan dari tahun-ke tahun sekaligus dapat digunakan untuk melihat tingkat kemuthakiran mutu PSAH yang di bagikan para penerima qurban. Pemantauan tersebut dilakukan berbasis on-line sehingga semua pelaporan dan gambaran kasus yang ada disampaikan melalui on-lina baik para pengurus masjid maupun pemeriksa ternak qurban. (Red. Lazuardi)

Leave a Reply