Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kuliah Tamu Tinjauan Morfofungsi Muskuloskeletal Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) oleh Nurhidayat, Drh., MS., PhD., PAVet. –

Pada hari Sabtu16 Oktober 2021 Divisi Anatomi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga menggelar acara kuliahtamu yang bertema “Tinjauan Morfofungsi Muskuloskeletal Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)terkait dengan perilakunya” dengan mengundang DosenAnatomi Veteriner , Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang juga merupakanlulusan Strata 3 dari Osaka Prefecture University. Doktor Nurhidayat, atau akrab dipanggil Dokter Dayat, sebagai narasumber materi pada kuliah tamumelalui Zoom Meetingyang juga disiarkan melalui aplikasi Youtube.

Fokus materi ditujukan pada salah satu satwa endemikyakni badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang ditengarai hampir terancam punah keberadaan di hutan negeri ini. Penurunan populasibadak sumatera terutama disebabkan oleh perburuan liar terkait nilai ekonomi dari culanya dan perusakan habitat seperti penebangan liar, pembukaan lahan serta pemukiman. Saat ini keberadaan badak sumatera nya tercatat di Pulau Sumatera dan juga di Provinsi Kalimantan Timurtepatnya di Kutai Barat dan Mahakam Ulu. WWF Indonesia-Kutai Barat di tahun 2013 yang mengindikasikan masih adanya badak di Kalimantan Timur, berdasarkan sejumlah temuan jejak yang didukung dengan rekaman kamera video otomatis yang memastikan keberadaan spesies ini. Di Sumatera, Badakiniberhabitat di hutan hujan tropis, daerahrawa, dan juga perbukitan dengan vegetasi yang rapat. Status konservasi untuk badak sumatera, berdasarkan CITES masuk dikategori Appendix 1 artinya hewan ini tidak dapat diperjualbelikan, dan juga dilansir oleh IUCN, badak sumatera termasuk dalam kategori Critically Endangered (terancam punah).Saat ini, badak sumatera dikonservasi di Taman Nasional Gunung Leuser, dan juga di Taman Nasional Way Kambas.

Badak sumatera merupakan satwa liar istimewa, yang seringkali menggosokkan tubuhnya ke batang pohon, merubuhkan, dan memangkas pohon dengan menggunakan cula sebagai penanda perilaku unik badak sumatera. Struktur Os nasal(tulanghidung) pada badak tumbuh sangat kokoh dan kuat, merupakan kelebihan badak dibandingkan hewan lainnya. Badak Sumatera juga memiliki strukturbibir (bibirprehensi) yang berbeda dari hewan kebanyakan, yakni bagian bibir atas berkontribusi besar untuk mengambil makanan. Serta masih banyak lagi struktur anatomi dari badak sumatera yang tidak dimiliki oleh hewan lain. Oleh karenaitu, diadakannya kuliah tamu ini untuk memahami lebih dalam dari aspek anatomis mengenai badak sumatera, yang meliputi struktur skeleton tubuh dan otot yang bertaut padanya.

Rangkaian agenda kuliah tamudiawali dengan menampilkan video profil FKH Unair, mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Hymne Airlangga. Acara dipandu oleh MC, Elfina Dinyyatika Arifin, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga disertai sambutan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Dr. Rimayantidrh., M.Kes. Penyampaian materi dari Dokter Nurhidayat, dipandu oleh Muhammad Thohawi Elziyad Purnama Drh., M.Si selaku moderator.

Peserta Kuliah Tamu, tidak hanya mahasiswa, namun juga dihadiri dosen, dokter hewan alumni, pecinta satwa liar, dosen dari perguruan tinggi lain serta berbagai kalangan yang berminat mendengarkan pemaparan ini. Kuliah Tamu dihadiri oleh 346 peserta ini menggugah rasa keingintahuan perihal hewan badak yang tergolong istimewa ini. Pada kesempatan diskusi sejumlah besar pertanyaan diajukan peserta kepada narasumber pemateri.   Namun karena keterbatasan waktu, masih cukup banyak misteri yang sesungguhnya belum terungkap mengenai pengetahuan anatomi badak sumatera ini.

Rangkuman dari kuliah tamu ini, pemateri berusaha menegaskan bahwa pengetahuan anatomi mengenai satwa badak kiranya menjadi konsentrasi kita bersama bahwa hewan hidup sebesar badak dikala masih dalam kondisi hidup dan aktif, sangat tidak mungkin kitaketahui struktur skeleton, otot , visceral, syaraf, pembuluh darah serta jaringan tubuhnya sehingga perlu kita pelajari melalui pengetahuan dasar muskulo skeletal pada hewan cadaver, sehingga upaya kita sebagai veterinarian untuk mempertahankan kehidupan satwa yang nyaris punah akan terpenuhi.Viva Veteriner

Leave a Reply

Akses Cepat

Buletin Berita

Dapatkan berita terbaru dari kami