Telah dilaksanakan kuliah tamu Divisi Patologi, Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, pada hari Jum.at 14 April 2023. Kuliah tamu yang berjudul “Penyelamatan Penyu Terdampar Serta Penyakit pada Penyu” disampaikan oleh drh. Dwi Suprapti, M.Si, seorang aktivis yang memiliki track record dalam penyelamatan satwa laut yang dilindungi dan memiliki berbagai sertifikasi, di antaranya adalah sebagai Asesor Ahli Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kelautan.
Dimoderatori oleh drh. Bilqisti Ari Putra, M.Si, yang bersama sama diminta BPSPL Denpasar menangani pemeriksaan kematian 2 paus sperma terdampar di Bali beberapa waktu lalu, pada awal perkuliahannya, drh. Dwi memperkenalkan organisasi “I Am flying vet” yaitu suatu organisasi asosiasi dokter hewan megafauna akuatik Indonesia yang digagas untuk seluruh dokter hewan yang tertarik untuk menjaga kelestarian penyu melalui penanganan kejadian megafauna yang sakit atau terdampar. Menurut data yang telah disampaikan drh. Dwi dalam kuliah tamu, persentase ancaman kepunahan penyu meningkat setiap tahunnya, terutama terhadap penyu sisik dan penyu hijau.
Drh. Dwi juga menjelaskan tentang undang-undang perlindungan penyu dan penyakit yang sering ditemukan di penyu yang terdampar. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2004 dan UU No. 45 Tahun 2009 menyatakan bahwa segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Termasuk ke dalam jenis ikan : Pisces, Crustacea, Mollusca, Coelenterata, Echinodermata, Amphibia, Reptilia, Mamalia, Algae dan Biota perairan lainnya. Penyakit yang sering ditemukan di penyu yang terdampar seperti Fibropapillomatosis, Buoyancy disorder, infeksi teritip dan lintah (parasit) dan prolapsus kloaka.
Menurut drh. Dwi, suhu sangat mempengaruhi jenis kelamin telur penyu. Contohnya, jika suhu tempat penyu bertelur di atas 33° Celcius akan dominan ke anak penyu betina. Sedangkan, jika suhu di bawah 33°C akan dominan menetaskan anak penyu jantan. Drh. Dwi menyampaikan bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan telur penyu adalah 27-30° Celcius. Hal ini merupakan fakta penting yang harus kita ketahui.
Acara kuliah tamu yang dipandu oleh Tiffany Gavra Jieftara, mahasiswa asisten dosen atau asisten lab. Divisi Patologi Veteriner sebagai pembawa acara ini diselenggarakan secara offline di ruang kuliah 4B FKH Unair. Acara ini diikuti oleh 157 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 dan PPDH. Topik special yang diangkat kali ini rupanya menjadi daya tarik bagi peserta, hal ini tergambar dari diskusi hangat yang terjadi. Tampak pula di atara peserta, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Minat Provesi Veteriner (KMPV) Pet and Wild Animals dan KMPV yang lain.
Pada akhir acara, drh. Dwi berpesan kepada kita agar lebih bertanggung jawab atas sampah-sampah yang kita buat, dan lebih peka tentunya dengan ekosistem laut. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan, akan berdampak besar untuk kehidupan penyu. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi atau tidak menggunakan barang atau benda yang tidak dapat didaur ulang.
Penulis : Azizah Raihani dan Jihan Hanifah
Editor : Plumeriastuti