Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Prof. Suherni dari FKH UNAIR melakukan sosialisasi inseminasi buatan atau kawin suntik di Kecamatan Modung Bangkalan, Minggu 7 Agustus 2022. Acara tersebut dihadiri oleh kelompok ternak kambing di Kec. Modung dan sekitarnya. Diawali dengan penjelasan mengenai Kesehatan ternak kambing oleh Dr. drh. Tri Wahyu Suprayogi, para peternak diajarkan untuk mengenali penyakit-penyakit yang sering dialami oleh ternak kambing. Selain mengenali penyakitnya, drh. Yogi juga menjelaskan tanaman herbal yang bisa digunakan untuk mengobati. “Banyak sekali tanaman herbal yang ada di sekitar kita yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit kambing seperti gatal, batuk, sakit mata, dan sebagainya” Ujarnya.
Salah satu kunci keberhasilan dalam beternak adalah bagaimana memberi asupan nutrisi yang cukup untuk kambing. Materi kedua dibawakan oleh Prof. Widya mengenai pakan ternak. Selain pakan hijauan, kambing juga perlu diberikan pakan konsentrat agar kebutuhan nutrisi kambing bisa terpenuhi. Selain materi tentang ternak kambing, para peternak juga diberi materi mengenai pengelolaan keuangan yang disampaikan oleh Yossy Imam Candika dari Fakultas Vokasi. Para peternak diajarkan mengelola keuangan agar usaha ternak yang dijalani masyarakat mampu meningkatkan perekonomian.
Materi ketiga disampaikan oleh Prof. Suherni mengenai Teknik inseminasi buatan atau kawin suntik pada kambing. Di Kab. Bangkalan, jumlah populasi kambing Pote di Bangkalan cukup banyak namun masyarakatnya belum banyak mengenal mengenai inseminasi buatan. Prof Suherni menjelaskan “Selain meningkatkan populasi kambing, banyak keuntungan lain yang bisa didapat peternak kambing melalui teknik kawin suntik. Di antaranya dari segi ekonomi hingga dalam dua tahun kambing bisa beranak sampai 3 kali”. Hal ini disinyalir dapat meningkatkan perekonomian peternak dibanding jika kambing dikawinkan secara alami yang rata-rata hanya bisa beranak 1 tahun 1 kali. “Kita juga tidak perlu membawa pejantan ke sini. Cukup sperma dari pejantan unggul yang kita ambil” ungkap Prof Suherni.
Prof Suherni mengungkapkan, meningkatkan populasi hewan ternak kambing dan bibit unggul melalui kawin suntik atau IB memang menjadi bagian dari upaya Tim FKH Unair Surabaya untuk mendongkrak perekonomian peternak kambing khususnya jenis kambing Pote yang merupakan varian ternak kambing khas Bangkalan.
Acara dilanjutkan dengan demonstrasi Teknik kawin suntik pada kambing yang dilakukan oleh Drh. Chandra sebagai anggota tim pengabdian masyarakat. Kambing yang dilakukan kawin suntik telah dilakukan sinkronisasi sebelumnya sehingga pada hari tersebut kambing betina dalam kondisi birahi dan siap untuk dilakukan kawin suntik. “Dengan metode kawin suntik, kambing bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun sehingga mampu meningkatkan produktivitas usaha dan meningkatkan perekonomian masyarakat” tambah Prof Suherni.
Author: TIM Pengmas
Editor: Daeng Fajar